Amal Cinta Al Aqsha – Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) pada Senin (13/11) memperingatkan jumlah korban jiwa di Jalur Gaza yang saat ini digempur Israel dapat terus bertambah.
Per Minggu (12/11), Kementerian Kesehatan Palestina mencatat ada lebih dari 11.078 warga Palestina di Gaza telah tewas sejak 7 Oktober — termasuk 4.506 anak-anak dan 3.027 wanita.
Bahkan, gempuran Israel berdampak pada layanan medis di rumah sakit terbesar di Jalur Gaza, RS Al-Shifa, hingga tiga bayi prematur tewas di dalam inkubator. Tragedi dipicu kekurangan akses ke listrik dan bahan bakar yang dibutuhkan untuk inkubator tetap menyala.
Lebih lanjut, Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, mengatakan sudah tiga hari RS Al-Shifa berhenti beroperasi gara-gara tidak ada akses ke listrik dan air.
Selain itu, korban jiwa di antara para pasien dan staf medis ikut bertambah, seiring dengan gempuran Israel di sekitar RS Al-Shifa yang berlangsung tanpa henti.
UNRWA melaporkan, tiga perawat telah tewas di RS Al-Shifa sejak Jumat (10/11) imbas bentrokan Hamas dan Israel di area kompleks rumah sakit. Sementara itu, 12 pasien — termasuk 2 bayi prematur, juga telah tewas sejak pemadaman listrik terjadi.
Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengatakan, para pasien termasuk 36 bayi prematur berisiko meninggal lantaran keterbatasan inkubator yang berfungsi. Serangan Israel kemarin juga telah menyasar ke unit kardiologi di RS Al-Shifa.
“Sayangnya, RS Al-Shifa sudah tidak lagi beroperasi sebagai rumah sakit,” tulis Ghebreyesus melalui platform X. (ArG)
Sumber: Kumparan