Amal Cinta Al Aqsha – Meraih selimut dan barang-barang sekenanya, ribuan warga Palestina melarikan diri dari kamp pengungsi Bureij di Jalur Gaza tengah ke arah selatan pada Jumat (22/12/2023). Penduduk berupaya menghindari apa yang mereka katakan sebagai pengeboman Israel tiada henti.
Padahal banyak dari mereka yang baru saja mengungsi ke kamp pengungsi tersebut untuk mencari tempat aman setelah beberapa kali digempur oleh Israel sejak perang pecah pada 7 Oktober lalu.
Gerobak keledai berderit dengan barang-barang mereka saat para warga melewati jalanan.
Sedangkan sebagian keluarga berjuang mendorong bayi-bayi mereka di kereta bayi dan menuntun kerabat lanjut usia melewati kerumunan, mengemas selimut musim dingin untuk perjalanan ke depan.
“Ini bukan sebuah kehidupan, tidak ada air, tidak ada makanan, tidak ada apa-apa,” kata Walaa al-Medini, yang terluka dalam serangan di rumahnya di Kota Gaza dan menggunakan kursi roda.
Ia menyebut rumahnya telah hancur akibat serangan Israel.
“Putri saya meninggal di pangkuan saya, dan saya diselamatkan dari bawah reruntuhan setelah tiga jam. Rumah kami, beserta segala sesuatu di sekitar kami, hancur,” tambahnya kepada AFP.
Dia mengaku sudah 40 malam tak bisa tidur nyenyak.
“Pesan saya kepada dunia adalah agar mereka menyaksikan kami, melihat kami, melihat bagaimana kami sekarat. Mengapa mereka tidak memperhatikan?” ucap Walaa.
Perintah evakuasi yang dikeluarkan pada Jumat oleh tentara Israel mengatakan kepada penduduk di kamp pengungsi Bureij untuk segera pergi demi keamanan mereka sendiri. Mereka diperintahkan untuk menuju kota Deir al-Balah lebih jauh ke selatan.
Sumber: Kompas.com