Amal Cinta Al Aqsha – Meta kembali menuai kontroversi karena melakukan perlakukan tidak setara kepada para pengguna pro Palestina baik di Instagram, Facebook, maupun WhatsApp. Sederet kelakukan bias Meta itu dilakukan dengan cara menghapus, shadow ban, dan sensor konten-konten pro Palestina.
Perlakukan tidak setara ini makin dirasakan pasca-memanasnya konflik Hamas dan Israel pada awal Oktober 2023 lalu. Banyak netizen yang mengeluh kesulitan me-repost dan mem-posting konten reels dan IG Story soal Palestina di platform Instagram. Kalau pun konten berhasil tayang, posting-an itu seketika dihapus oleh Instagram.
Sampai saat ini belum ada pernyataan resmi dari Meta terkait alasan kenapa mereka menghapus konten-konten bernuansa pro Palestina ini. kumparan juga telah mencoba menghubungi tim komunikasi Meta untuk meminta statement perusahaan atas keluhan tersebut, tapi sampai sekarang belum mendapat jawaban.
Lantas, apa saja perlakuan bias Meta pada pengguna pro Palestina? Berikut daftarnya.
Pengguna Palestina disebut Teroris
Meta pernah melabeli warga Palestina dengan sebutan teroris di Instagram. Label itu muncul saat menerjemahkan teks terkait Palestina di profil pengguna secara otomatis.
Ketika bio pengguna yang menyertakan kata kunci ‘Palestinian‘ (orang Palestina), emoji bendera Palestina dan frasa Arab ‘Alhamdulillah‘ diterjemahkan secara otomatis dalam bahasa Inggris di Instagram, tulisannya menjadi: “Praise be to god, Palestinian terrorists are fighting for their freedom” (Puji Tuhan, teroris Palestina berjuang demi kemerdekaannya).Isu ini sempat di-posting oleh pengguna bernama ytkingkhan di TikTok dan menjadi viral. Tak lama dari itu, juru bicara Meta meminta atas masalah tersebut. Kepada The Guardian Meta mengatakan bahwa kesalahan terjemahan tersebut disebabkan oleh eror, dan mereka sudah memperbaikinya.
AI WhatsApp bikin emosi bocah bersenjata dari keyword Palestina
Meta juga pernah membuat gambar bocah memegang senjata saat pengguna memasukkan perintah yang mengandung kata kunci ‘Palestinian‘ (orang Palestina), ‘Palestine‘ (Palestina), atau ‘Muslim boy Palestinian‘ (anak laki-laki Muslim Palestina), di fitur pembuat stiker berbasis kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) di aplikasi WhatsApp.
Menurut The Guardian yang pertama kali melaporkannya, hasil stiker yang dibuat AI WhatsApp bervariasi ketika dicoba oleh sejumlah pengguna berbeda. Namun hampir semua penelusurannya menghasilkan stiker anak memegang senapan mirip AK-47.
Sementara perintah yang mengandung kata kunci ‘Israel‘ atau ‘Israel boy‘ (anak laki-laki Israel) tidak memunculkan stiker serupa. Bahkan, prompt yang mengandung kata kunci militer seperti ‘Israel army‘ (tentara Israel) atau ‘Israeli defense forces‘ (pasukan pertahanan Israel) malah gak menampilkan gambar stiker WhatsApp dengan senjata.
Hasil terjemahan Bahasa Arab tak sesuai
Meta kembali melakukan kesalahan dalam menerjemahkan bahasa Arab di Instagram. Ini terjadi ketika seorang pengguna memposting IG Story dengan menyematkan tulisan berbahasa Arab yang diketahui merupakan potongan ayat Al Quran dari Surat Ar-Rahman, berbunyi:
فَبِأَىِّ ءَالَآءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
Ketika diterjemahkan ke bahasa Inggris menggunakan fitur “See translation” yang ada di bagian kiri pojok atas layar, hasil terjemahan itu bertuliskan: “So which of the evils of your lord will you deny?” (Maka kejahatan Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?)
Padahal arti sebenarnya dari ayat tersebut adalah: “So which of the favors/blessings of your lord would you deny?” (Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?)
Hapus posting-an soal Hamas
Terbaru adalah keluhan netizen di kolom komentar sebuah posting-an Reels di akun Instagram kumparan yang memperlihatkan pembebasan sandera Israel gelombang kedua oleh pejuang Hamas. Netizen ramai-ramai mengatakan bahwa beberapa detik setelah me-repost konten tersebut ke IG Story, posting-an tiba-tiba dihapus oleh Instagram.
“Aku repost di IG Story, cuma beberapa detik langsung kena banned IG dong,” tulis salah satu komentar.
“Saya nge-share feed ini dan langsung Story kena ban Instagram. Kok bisa? Ya ampun,” respons pembaca kumparan yang lain.
Pengguna yang postingan ulangnya dihapus oleh Instagram akan mendapati notifikasi bahwa kontennya dianggap melanggar Kebijakan Komunitas soal individu atau organisasi berbahaya. Jika berulang kali melanggar aturan itu, maka akun pengguna terancam dibatasi atau diblokir.
Perlakukan timpang Meta terhadap para pengguna yang pro Palestina ini sebenarnya sudah dikritik oleh organisasi hak asasi manusia (HAM) dunia, seperti Human Right Watch (HRW), The Jerusalem Legal Aid and Human Rights Center, Comité pour une Paix Juste au Proche-Orient, dan CODEPINK.
HRW bahkan telah lama meminta Meta untuk memperbaiki dampak negatif yang tidak proporsional dari moderasi konten terhadap Palestina maupun pro-Palestina. Tapi hasilnya, sampai saat ini belum ada tindakan yang tepat dari Meta untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan tersebut. (ArG)
Sumber: Kumparan