Amal Cinta Al Aqsha – Insiden saling tembak sesama tentara Israel ternyata sering terjadi. Hal ini terkuak dari laporan IDF yang sudah melakukan serangan darat hingga akhirnya dilaporkan beberapa tentara terbunuh karena tembakan teman sendiri.
Hal ini membuktikan bahwa Kota Gaza, di Palestina menjadi mimpi buruk IDF karena perang perkotaan yang sulit.
Selain karena data yang menunjukkan banyaknya tentara Israel yang tewas, sebuah laporan menunjukkan penyebab kematian tentara Israel di Gaza juga disebabkan oleh ‘frindly fire’.
Friendly fire adalah serangan dari pasukan militer terhadap pasukan sendiri, yang disangka target saat pertempuran terjadi.
Memo melaporkan, Selasa (21/11/2023), militer Israel mengakui kalau sejak awal serangan darat di Jalur Gaza sulit. Bahkan ia melanjutkan ada beberapa kasus di mana tentara terbunuh oleh friendly fire. Situasi Friendly Fire ini lazimnya terjadi karena tidak ada atau kurangnya koordinasi antar-pasukan di divisi yang berbeda.
Menurut media Israel, Militer Israel mengatakan kalau sebagian besar insiden “friendly fire” ini terjadi selama operasi darat. Operasi tersebut adalah operasi gabungan antara pasukan lapis baja dan infanteri dalam pertempuran.
Militer Israel juga mengatakan:
“Pihaknya terus-menerus mengevaluasi pertempuran yang sedang berlangsung, termasuk kasus-kasus baku tembak, dan dengan cepat menerapkan pembelajaran yang didapat.”
Laporan menambahkan kalau sebagian dari pembelajaran ini termasuk keputusan kalau setiap pasukan yang memasuki gedung harus menentukan posisinya di dalam gedung.
“Dan bahwa tank harus lebih berhati-hati saat menembaki gedung (agar tidak kena pasukan sendiri),” tulis laporan itu.
Menurut Israel, jumlah tentara Israel yang terbunuh sejak 7 Oktober telah meningkat menjadi 390 orang. Namun, juru bicara Brigade Al-Qassam, Abu Obaida, mengatakan jumlahnya “jauh lebih besar”.
“Militer Israel berbohong kepada publik mengenai jumlah tentara yang tewas di Jalur Gaza dan jalannya pertempuran,” katanya.
Dia memperingatkan Israel dengan mengatakan, “Kami mengharapkan lebih banyak tentara Anda yang kembali dengan tas hitam (kantung jenazah).” (ArG)
Sumber: Tribun