Retno Sesalkan AS Veto Seruan DK PBB untuk Gencatan Senjata Gaza

share on:

Amal Cinta Al Aqsha – Menteri Luar Negeri Retno Marsudi bereaksi atas veto Amerika Serikat terhadap tuntutan gencatan senjata di Gaza. Selain diveto AS, negara Barat lainnya Inggris, memilih abstain pada voting terkait gencatan senjata.

“Saya sangat menyesal atas kegagalan Dewan Keamanan dalam mengadopsi gencatan senjata kemanusiaan di Gaza meskipun lebih dari 102 negara, termasuk Indonesia, ikut mensponsori resolusi tersebut,” kata Retno lewat unggahan X.

Retno menyerukan agar tidak ada lagi ketergantungan pada keputusan negara lain terhadap nasib warga sipil Palestina. Korban jiwa terbanyak serangan Israel ke Gaza adalah perempuan dan anak.

“Komunitas global tidak bisa terus bergantung pada beberapa negara dan menyaksikan tanpa daya kekejaman dan pembunuhan terhadap perempuan dan anak-anak di Gaza,” sambung dia.

Perang di Gaza antara Israel melawan Hamas menewaskan belasan ribu orang. Kini, Israel memperkuat serangan di Gaza usai kegagalan perpanjangan gencatan senjata pada pekan lalu.

Voting terkait desakan gencatan senjata di Gaza diinisiasi Uni Emirat Arab. Desakan itu disampaikan setelah Sekjen PBB Antonio Guterres memperingatkan 15 negara DK PBB atas ancaman global terkait perang di Gaza.

Dalam pernyataannya, AS menegaskan veto dilakukan karena gencatan senjata hanya menguntungkan Hamas. AS merupakan sekutu dekat Israel.

AS menegaskan, mereka hanya mendukung jeda pertempuran demi melindungi warga sipil dan pembebasan warga Israel yang ditawan Hamas.

Deputi Dubes AS untuk PBB Robert Wood mengatakan rancangan resolusi gencatan senjata dibuat terburu-buru dan tidak seimbang.

“Ini tidak sesuai dengan kenyataan, yang tidak akan membawa kemajuan konkret,” ucap Wood.

“Kami tidak mendukung resolusi yang menyerukan gencatan senjata tidak stabil yang malah hanya menanam benih perang di masa depan,” sambung dia.

Utusan Palestina untuk PBB menyatakan, hasil voting DK PBB adalah bencana bagi negaranya.

“Jutaan nyawa warga Palestina berada dalam bahaya. Setiap nyawa mereka suci dan layak diselamatkan,” tegas Mansour. (ArG)

Sumber: Kumparan

share on: