PBB: Tembakan Angkatan Laut Israel Hantam Konvoi Bantuan Makanan di Gaza

share on:

Amal Cinta Al Aqsha – Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) pada Senin (5/2/2024) mengatakan, konvoi yang membawa bantuan makanan ke Gaza telah diserang oleh angkatan laut Israel.

“Pagi ini konvoi makanan yang menunggu untuk bergerak ke Gaza utara terkena tembakan angkatan laut Israel,” tulis Kepala UNRWA di Gaza Thomas White di X, sebagaimana dikutip dar AFP.

Serangan itu pun dikhawatirkan dapat membuat penduduk Gaza kian sulit lagi untuk dapat memperoleh makanan.

Sebelumnya, anggota LSM Mercy Corps di Jalur Gaza, Waleed -bukan nama sebenarnya- mengatakan, kebanyakan warga Gaza kesulitan memperoleh makanan akibat serangan Israel, terutama yang berada di Gaza utara. 

Dia bercerita kepada Al Jazeera, bahwa beberapa orang bahkan tidak pernah makan sepotong roti pun selama lebih dari satu bulan.

“Banyak yang hanya makan satu kali sehari, biasanya hanya terdiri dari nasi. Tidak ada sayuran yang tersedia. Saya sendiri belum pernah melihat tomat, mentimun, atau kentang selama sekitar 90 hari,” katanya.

Waleed berucap, jika ada sesuatu yang tersedia atau dijual, banyak warga tidak mampu membelinya.

“Sekantong tepung, yang sebelumnya dihargai 35 shekel (sekitar Rp 150.000) sekarang menjadi 600 shekel (Rp 2,5 juta). Harga beras, yang dulunya 6 shekel (Rp 25.000) per kilogram, sekarang menjadi 17 shekel (Rp 73.000. (Kenaikan harga) Ini berlaku sama untuk semua barang,” jelas pria yang tinggal di Jalur Gaza itu.

Sebagai gantinya, kata Waleed, penduduk harus menunggu truk-truk bantuan untuk mendapatkan makanan.

“Setiap hari orang-orang pergi berharap mendapatkan bantuan dan tank-tank menembaki mereka, mengakibatkan jatuhnya korban. Secara pribadi, sejak awal perang hingga hari ini, keluarga saya belum menerima bantuan apa pun. Kami sekarang hanya makan sekali sehari dan itu sudah cukup,” jelasnya.

Waleed bersaksi, truk-truk bantuan yang mencapai Gaza bagian utara sangatlah sedikit.

Di samping itu, karena tidak ada yang bertanggung jawab atas proses distribusi, maka prosesnya menjadi sangat kacau.

“Orang-orang sering mencegat truk-truk ini dan langsung mengambil barang-barang dari truk-truk tersebut karena mereka tahu mereka tidak akan mendapatkan apa-apa,” ungkapnya pilu. (ArG)

Sumber: Kompas.com

share on: