ACA News – (18/05/2021) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan bahwa setidaknya 52.000 orang mengungsi di Jalur Gaza karena serangan Israel dan jumlah orang yang berlindung di sekolah-sekolah PBB terus bertambah.
Jens Laerke, juru bicara Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA), mengatakan kepada Anadolu Agency pada konferensi pers di Jenewa bahwa jumlah pengungsi telah melampaui 52.000 orang sejak awal bulan suci Ramadan.
“Kami mendapat tambahan orang yang mengungsi ke sekolah kami. Seperti yang saya sebutkan, ada 47.000 orang sampai pagi ini di sekolah-sekolah UNWRA [Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB]. Jadi jumlah itu naik, dan ada di atas 52.000 total pengungsi internal,” tambah Laerke.
Dia mengatakan OCHA menyambut baik pemerintah Israel untuk membuka pintu penyeberangan Kerem Shalom untuk pasokan kemanusiaan penting.
“Sangat penting bila penyeberangan Erez juga dibuka untuk keluar masuknya staf kemanusiaan yang kritis,” kata Laerke.
Juru bicara PBB itu mengatakan pasokan listrik di seluruh Gaza masih dibatasi rata-rata enam hingga delapan jam sehari karena kerusakan pada jalur dan jaringan pembangkit listrik.
“Kondisi ini mengganggu penyediaan perawatan kesehatan dan layanan dasar lainnya termasuk air, kebersihan, dan sanitasi,” imbuh Laerke.
Dia mengatakan enam rumah sakit dan sembilan puskesmas rusak, di mana satu di antaranya mengalami kerusakan parah dan satu rumah sakit tidak dapat berfungsi karena kekurangan bahan bakar.
Menurut Kementerian Kesehatan Palestina, korban tewas akibat serangan Israel di Gaza telah mencapai 212, termasuk 61 anak-anak, 35 wanita dan 16 warga lanjut usia, sementara 1.400 lainnya terluka.
Militer Israel telah melancarkan serangan udara di Jalur Gaza sejak 10 Mei, meninggalkan jejak kehancuran besar-besaran di seluruh wilayah dan meratakan sejumlah bangunan bertingkat.
Source :
Anadolu Agency