Amal Cinta Al Aqsha – Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir, mengancam akan membubarkan pemerintahan apabila Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berhenti melakukan invasi di Jalur Gaza.
“Menghentikan perang sama dengan pembubaran pemerintah,” kata cuitan Ben-Gvir di platform X, Rabu, (29//11/2023).
Ancaman itu dilontarkan Ben-Gvir usai Qatar, selaku mediator mengumumkan PM Netanyahu sepakat melakukan gencatan senjata lanjutan dengan milisi Hamas Palestina selama dua hari mulai Selasa (29/11/2023) sampai dengan Rabu (30/11/2023).
Meski keputusan ini dapat menyelamatkan banyak sandera yang ditahan Hamas, namun Keputusan jeda kemanusian sayangnya ditentang oleh sejumlah Menteri Israel termasuk Ben-Gvir. Melansir dari media lokal Times Of Israel, Ben-Gvir juga menjadi menteri Israel kabinet Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang menolak keras gencatan senjata dengan Hamas di Jalur Gaza.
Kebencian Ben-Gvir terhadap Hamas bahkan membuat pejabat penting di Israel ini kerap mengutarakan komentar-komentar kontroversial di sosial media yang menyulut kemarahan warga Palestina dan netizen dunia.
Seperti baru – baru ini Ia berseteru dengan model internasional Bella Hadid, Ben-Gvir menyebut Bella Hadid sebagai pembenci Israel dan menggambarkannya sebagai sosok yang rasialis lantaran dengan gablang mendukung gerakan boikot produk yang terafiliasi dengan Israel.
Bahkan akibat tindakan kontroversionalnya, pada 2007 Ben-Gvir sempat ditahan karena mengungkapkan hasutan rasis kepada orang-orang Arab dan mendukung kelompok yang dianggap teroris oleh Israel serta Amerika Serikat.
Senada dengan Ben-Gvir, Menteri Keuangan Bezalel Smotrich juga turut mengutarakan kecaman serupa dimana pihaknya akan menarik diri dari pemerintahan apabila PM Netanyahu kembali memperpanjang gencatan senjata di Jalur Gaza.
Hingga saat ini pihak pemerintahan Kabinet Perdana Menteri Benjamin Netanyahu belum memberikan respon apapun terkait ancaman tersebut, namun selama gencatan senjata berlangsung Hamas dilaporkan membebaskan 78 sandera asal Israel dan beberapa negara asing.
Sementara itu dari Israel mengungkap bahwa pihaknya telah membebaskan 180 tahanan Palestina terdiri dari puluhan perempuan dan belasan bocah ke Tepi Barat sebagai bagian dari kesepakatan jeda pertempuran. (ArG)
Sumber: Tribun