Amal Cinta Al Aqsha – Operasi perlawanan di Tepi Barat yang diduduki meningkat secara dramatis tahun lalu dibandingkan tahun 2022.
Terdapat peningkatan sebesar 350 persen dalam jumlah operasi perlawanan pada tahun 2023, media Ibrani mengutip sumber-sumber militer yang mengatakan pada 19 Februari.
Terdapat 608 operasi penembakan, operasi pengrusakan, operasi penikaman, dan serangan peledakan di Tepi Barat yang diduduki pada tahun 2023, menurut sumber tersebut, dibandingkan dengan 170 operasi pada tahun 2022.
Meningkatnya operasi perlawanan tahun lalu bertepatan dengan peningkatan drastis kekerasan yang dilakukan oleh pemukim Israel terhadap warga Palestina.
Mereka menambahkan, 300 persen operasi pada tahun 2023 adalah operasi penembakan. Pada paruh pertama tahun 2023, 50 operasi penembakan dilakukan di Jenin.
Operasi perlawanan juga meningkat di beberapa wilayah Tepi Barat sejak Operasi Banjir Al-Aqsa dan dimulainya perang di Gaza.
Setidaknya dua warga Israel tewas pada 16 Februari dalam operasi penembakan di dekat kota Ashdod yang diduduki, Israel selatan. Penembaknya adalah penduduk Yerusalem timur.
Dua hari kemudian, serangan militer Israel yang mematikan di kota Tulkarem di Tepi Barat yang diduduki menewaskan seorang warga Palestina dan melukai beberapa lainnya. Serangan tersebut memicu bentrokan sengit antara pasukan Israel dan pejuang perlawanan.
Tentara Israel melakukan serangan brutal ke kota-kota Tepi Barat dalam apa yang mereka klaim sebagai operasi untuk membasmi terorisme.
Namun, warga sipil seringkali terbunuh dalam penggerebekan ini. Pada Juli 2023, tentara melancarkan serangan besar-besaran ke kota Jenin, menewaskan 12 orang, melukai lebih dari 100 orang, dan membuat ribuan orang mengungsi.
Beberapa operasi perlawanan terjadi pada bulan-bulan sebelum operasi.
Di antara lusinan operasi yang dilakukan pada tahun 2022, satu penembakan menargetkan rumah menteri keamanan nasional Israel saat ini di Hebron, Itamar Ben Gvir.
Dalam beberapa tahun terakhir, kelompok perlawanan yang berafiliasi dengan Hamas dan gerakan Jihad Islam Palestina (PIJ) di Tepi Barat yang diduduki menjadi terkenal.
Kelompok seperti Brigade Jenin dari Brigade PIJ Al-Quds dan lainnya sangat aktif.
Operasi perlawanan sering kali dilakukan oleh anggota kelompok di Tepi Barat namun juga dilakukan oleh pelaku tunggal.
Meningkatnya operasi perlawanan tahun lalu bertepatan dengan peningkatan signifikan frekuensi serangan kekerasan pemukim terhadap warga Palestina, yang secara ideologis didorong oleh menteri seperti Ben Gvir dan mendapat izin dari pemerintah Israel. (ArG)
Sumber: The Cradle