Kejamnya Blokade Israel, Warga Gaza Terpaksa Telan Makanan Hewan dan Kunyah Rumput Liar

share on:

Amal Cinta Al Aqsha – Sejumlah warga Gaza terpaksa menelan makanan hewan karena kelaparan di tengah serangan Israel yang terus berlanjut. Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), ada 2,3 juta warga Gaza yang kini menghadapi krisis pangan.

Di media sosial beredar foto yang memperlihatkan warga Gaza bagian utara memakan rumput liar dan makanan hewan.

Dikutip dari The New Arab, makin banyak warga Gaza yang berada di ambang bencana kelaparan lantaran Israel terus menyerang dan memblokade Gaza.

Menurut ActionAid, situasi di Gaza mungkin akan bertambah buruk karena warga di sana juga kehabisan makanan hewan untuk dimakan.

Lembaga amal itu menyebut situasi itu belum pernah terjadi sebelumnya dan tak bisa dihindari. ActionAid menjadi salah satu dari 15 LSM yang mendorong adanya gencatan senjata secepatnya agar bantuan kemanusiaan bisa mengalir ke Gaza sehingga kelaparan bisa dicegah.

Pasukan Israel dilaporkan menghalangi penyaluran bantuan, termasuk bantuan air, makanan, dan bahan bakar.

Selain itu, mereka merusak area pertanian dan  mencuri barang-barang yang digunakan warga Palestina untuk bertahan hidup.

Foto yang diambil dari satelit memperlihakan banyak pelabuhan ikan, pasar, rumah kaca, dan lahan pertanian yang hancur. Risiko kelaparan meningkat karena perang terus berlanjut dan blokade juga terus dilakukan Israel.

PBB, Human Rights Watch, dan organisasi kemanusiaan lainnya telah memperingatkan bahwa Israel menggunakan kelaparan sebagai senjata di Gaza. Padahal, hal seperti itu dilarang menurut Hukum Kemanusiaan Internasional dan melanggar Resolusi Dewan Keamanan PBB nomor 2417.

Hasil analisis Integrated Food Security and Nutirtion Phase Classification menunjukkan bahwa pada akhir tahun 2023 ada satu dari empat rumah tangga di Gaza menghadapi bencana kelaparan.

Action Against Hunger mengatakan hampir semua warga Palestina di Gaza tidak makan pada siang hari. Bahkan, beberapa keluarga di Gaza terpaksa melewatkan siang dan malam tanpa makan. Penghancuran produksi pangan dan infrastruktur penyaluran serta pembatasan impor telah mengurangi akses terhadap pangan.

Makan roti terbuat dari pakan hewan

Keluarga Maazize Nabhan menjadi salah satu keluarga di Gaza yang terpaksa memakan makanan hewan.

Anak perempuan keluarga Nabhan yang masih bocah diberi roti bundar yang terbuat dari makanan hewan.

Roti dari makanan hewan itu adalah satu-satunya yang bisa diberikan oleh Maazize kepada anak-anaknya yang lapar.

“Tak ada tepung, tak ada makanan, kami mencari satu kg beras di supermarket,” ujar Maazize dikutip dari ABC News.

“Anak-anak pergi ke supermarket dan mereka kembali dengan tangan kosong dan berkata, ‘Tidak ada beras.’”

Keluarga Nabhan kemudian memutuskan untuk membuat “roti” dari bahan yang awalnya mereka sangka sebagai sekantong tepung dengan harga mahal.

Namun, yang disangka tepung itu ternyata makanan keledai.

“Kami berharap itu gandum dan ternyata jelai,” kata Maazize.

Dia menyebut orang yang memakannya akan bermasalah perutnya.

“Kami penasaran mengapa setiap orang mengaku sakit perut.”

Gaza bagian utara menjadi wilayah paling parah mengalai krisis pangan. Hampir semua toko di sana telah hancur dan tutup. Truk bantuan juga susah mencapai wilayah itu karena situasinya berbahaya.

Pekan ini Program Pangan Dunia menangguhkan penyaluran bantuan ke Gaza utara karena truknya ditembak dan dijarah. Keluarga Palestina di Gaza utara dilaporkan membuat roti berbahan makanan keledai, makanan burung, dan bahkan rumput.

Anak-anak menjadi kalangan yang terdampak paling parah. Menurut UNICEF ada sebanyak 335.00 balita di Gaza berisiko tinggi mengalami malnutrisi.

Pekan ini laporan UNICEF menyebutkan bahwa pada bulan Januari ada 15 persen bayi berusia di bawah 2 tahun di Gaza utara yang mengalami malnutrisi akut. Dari jumlah itu, ada tiga persen terancam nyawanya. (ArG)

Sumber: Tribunnews.com

share on: