Amal Cinta Al Aqsha – Jumlah korban tewas di Gaza naik lagi. Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas pada Jumat (12/1/2024) mengumumkan, sedikitnya 23.708 orang telah tewas akibat serangan Israel sejak awal Oktober lalu.
Sayangnya, jumlah korban tewas ini bisa bertambah karena dikatakan masih ada banyak warga yang terjebak di reruntuhan.
Sementara itu, Kementerian tersebut menyampaikan, jumlah korban terluka di Gaza mencapai 60.005 orang.
“Apakah ada yang peduli dengan kami?”
Salah satu serangan mematikan terbaru yang diluncurkan Israel terjadi di wilayah Gaza selatan, tepatnya di Kota Khan Yunis dan Rafah.
Daerah tersebut padahal dipenuhi orang-orang yang melarikan diri dari Gaza utara.
Kementerian Kesehatan di Gaza menyebut, pengeboman tersebut menewaskan sedikitnya 59 orang dan melukai puluhan lainnya di seluruh wilayah yang terkepung.
Militer Israel sendiri mengakui telah menyasar Khan Yunis.
Militer mengeklaim telah membunuh tujuh “teroris” dalam serangan di kota itu dan 20 lainnya di daerah Maghazi di utara.
Fotografer AFP menyaksikan asap hitam mengepul pada Jumat pagi di atas Rafah, tempat warga Palestina berkumpul di samping kantong mayat berwarna putih berisi korban terbaru.
“Apakah ada yang peduli dengan kita? Kenapa semua orang diam?” tanya salah satu pelayat di rumah sakit.
Di tempat lain di Rafah, warga bernama Fayad Abu Rjeila tampak sedang mengamati reruntuhan sebuah bangunan setelah serangan Israel yang menurutnya telah menewaskan warga sipil di rumah mereka.
“Mereka tidak ada hubungannya dengan apa pun. Orang-orang yang hanya ingin hidup. Mengapa Israel menargetkan mereka?” katanya kepada AFP.
Komunitas Internasional dinilai diam saja
Badan amal Oxfam International pada Kamis (11/1/2024) mengatakan, jumlah korban tewas harian di Gaza lebih tinggi dibandingkan konflik besar lainnya pada abad ini.
Sally Abi Khalil dari Oxfam mengatakan “tidak dapat dibayangkan” bahwa komunitas internasional hanya diam saja ketika pembunuhan ini terjadi.
Di Gaza utara, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan telah mencapai rumah sakit terbesar di Gaza pada Kamis, mengirimkan bahan bakar dan pasokan medis yang sangat dibutuhkan.
“Tim tersebut melaporkan bahwa Al-Shifa, yang sebelumnya merupakan rumah sakit utama di Gaza , telah (sebagian) membuka kembali layanannya,” kata Sekjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus di X. (ArG)
Sumber: Kompas.com