Amal Cinta Al Aqsha – Seorang pejabat senior Hamas, Osama Hamdan, pada Sabtu (29/6/2024) mengatakan, perundingan untuk mencapai kesepakatan dengan Israel mengenai gencatan senjata dan pembebasan sandera di Gaza tidak mengalami kemajuan.
Dia mengonfirmasi bahwa Hamas telah menerima proposal gencatan senjata Gaza terbaru dari pihak mediator pada Senin (24/6/2024). Namun, kata Osama yang berbasis di Lebanon, proposal tersebut tidak mencakup “sesuatu yang baru”.
“Kami dapat mengatakan bahwa tidak ada kemajuan nyata dalam negosiasi untuk menghentikan agresi (Israel) sejauh ini,” katanya pada sebuah konferensi pers, dikutip dari AFP.
Usulan gencatan senjata Gaza terbaru yang diterima Hamas kemungkinan adalah versi revisi dari yang pernah diumumkan oleh Presiden AS Joe Biden pada akhir Mei lalu.
Usulan yang diumumkan Biden tersebut mencakup gencatan senjata selama enam minggu disertai dengan penarikan mundur Israel dari daerah-daerah padat penduduk dan pembebasan beberapa sandera sebagai imbalan atas tahanan Palestina yang ditahan di Israel.
Menurut situs berita AS, Axios, tiga sumber yang memiliki informasi langsung menyebut bahwa Amerika Serikat telah menyampaikan “bahasa baru untuk beberapa bagian” dari kesepakatan yang diusulkan.
Usulan yang dipresentasikan oleh Biden sejauh ini gagal menghasilkan kesepakatan, dengan kedua belah pihak tetap berpegang teguh pada tuntutan mereka.
Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengatakan ia akan melanjutkan perang sampai Hamas benar-benar dikalahkan dan semua sandera dibebaskan.
Sementara, Hamas bersikeras pada gencatan senjata permanen dan penarikan pasukan Israel sepenuhnya dari Jalur Gaza.
Osama Hamdan mengatakan proposal-proposal tersebut hanya membuang-buang waktu dan memberikan waktu tambahan bagi Israel untuk melakukan genosida.
Ia juga mengatakan Hamas ditekan untuk menerima kesepakatan Israel “apa adanya tanpa modifikasi”.
Perang Gaza dimulai dengan serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan yang mengakibatkan kematian 1.195 orang, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan angka-angka dari Israel.
Hamas dilaporkan juga menyandera para sandera, dengan 116 di antaranya diyakini masih berada di Gaza.
Sedangkan, serangan Israel telah menewaskan jauh lebih banyak orang. Menurut Kementerian Kesehatan di Gaza, sedikitnya 37.834 orang tewas akibat serangan Israel, sebagian besar warga sipil.(ArG)
Sumber: Kompas.com