Amal Cinta Al Aqsha – Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan, ia akan hadir di Konferensi Tingkat Tinggi organisasi negara-negara kerja sama Islam (KTT OKI) yang digelar di Gambia pada 4-5 Mei 2024.
Dalam KTT itu, ia akan menyuarakan dukungan agar Palestina bisa menjadi anggota penuh Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).
“Tanggal 4-5 Mei nanti akan ada KTT OKI di Gambia didahului pertemuan tingkat menteri. Saya Insyaallah akan hadir dalam pertemuan tersebut,” ujar Retno di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (26/4/2024).
“Dan saya yakin bahwa topik bahasan yang akan disampaikan dalam pertemuan OKI adalah mengenai masalah (keanggotaan) Palestina juga. Jadi kita terus berusaha maksimal,” jelasnya.
Retno melanjutkan, sejak awal Indonesia terus mendukung keanggotaan penuh Palestina di PBB.
Hal itu pun ditegaskan dengan langkah diplomasi para diplomat Indonesia secara internasional.
Retno juga menyatakan menyayangkan sikap Amerika Serikat (AS) yang menggunakan hak veto di PBB sehingga Palestina gagal menjadi anggota penuh.
Namun, ia menegaskan upaya diplomasi tak akan berhenti.
“Memang sangat disayangkan bahwa kali ini satu anggota DK PBB memveto tetapi bukan berarti kita akan berhenti. Kita akan terus berupaya,” tegasnya.
Diberitakan, Amerika Serikat pada Kamis (18/4/2024) lalu memveto rancangan resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB terkait upaya Palestina menjadi anggota penuh PBB.
Rancangan resolusi kali ini diperkenalkan oleh Aljazair.
Dalam pemungutan suara, rancangan resolusi yang merekomendasikan kepada Majelis Umum PBB agar Negara Palestina diterima sebagai anggota PBB tersebut mendapat 12 suara setuju, dua abstain, dan satu menolak.
Palestina sendiri telah menyandang status sebagai negara pengamat non-anggota PBB sejak 2012.
Mereka telah melakukan lobi selama bertahun-tahun untuk mendapatkan keanggotaan penuh di PBB, yang berarti pengakuan atas kenegaraan Palestina.
Wakil Duta Besar Amerika Serikat di PBB, Robert Wood, mengatakan PBB bukanlah tempat untuk pengakuan Negara Palestina.
Ia menyebut, pengakuan Negara Palestina melainkan harus menjadi hasil dari kesepakatan damai dengan Israel.
Robert Wood menegaskan posisi AS tidak berubah, yakni terus mendukung solusi dua negara. (ArG)
Sumber: Kompas.com