Amal Cinta Al Aqsha – Truk-truk bermuatan bantuan memasuki Jalur Gaza dari Mesir melalui penyeberangan Rafah ketika gencatan senjata sementara dalam perang Israel-Hamas mulai berlaku pada Jumat (24/11/2023).
Gencatan itu dimulai pada pukul 07.00 waktu setempat atau pukul 12.00 WIB dan akan berlangsung setidaknya selama empat hari.
Selama periode ini, kelompok Hamas yang berkuasa di Gaza berjanji akan membebaskan sedikitnya 50 dari sekitar 240 sandera yang ditawan kelompok ini dan kelompok militan lainnya pada 7 Oktober lalu.
Hamas mengatakan Israel akan membebaskan 150 orang Palestina yang ditahannya.
Sementara truk-truk bergerak masuk pada Jumat pagi, asap terlihat membubung di dekat jajaran truk yang menunggu untuk bergerak.
Hamas menyampaikan, sebanyak 200 truk per hari akan memasuki Gaza dengan membawa bantuan.
Qatar, yang membantu memperantarai perundingan, mengatakan, bantuan itu akan mencakup bahan bakar, tetapi tidak ada rincian mengenai jumlahnya.
Israel memutuskan seluruh impor pada awal perang, kecuali sedikit saja makanan, air dan pasokan medis yang diizinkan masuk dari Mesir.
Kurangnya bahan bakar telah menyebabkan pemadaman yang meluas di wilayah itu, membuat rumah-rumah dan rumah sakit-rumah sakit bergantung pada generator yang tidak dapat diandalkan.
Jeda pertempuran itu menjanjikan sejumlah bantuan bagi 2,3 juta warga Gaza, yang telah mengalami serangan bom Israel selama berpekan-pekan, sementara keluarga-keluarga di Israel khawatir akan nasib anggota keluarga mereka yang ditawan Hamas dalam serangan 7 Oktober yang kemudian memicu perang.
Perang berkobar sewaktu beberapa ribu militan Hamas menyerbu Israel Selatan, menewaskan sedikitnya 1.200 orang, kebanyakan warga sipil, dan menawan beberapa sandera, termasuk bayi, perempuan dan lansia, serta tentara.
Hamas diperkirakan akan menuntut pembebasan sejumlah besar tahanan terkemuka sebagai imbalan atas pembebasan tentara Israel.
Pengeboman Israel, yang kini memasuki pekan ketujuh, telah menewaskan lebih dari 14.800 orang Palestina, menurut Kementerian Kesehatan di Gaza yang diperintah Hamas, yang memulai kembali penghitungan rinci korban di Gaza akibat perang tersebut.
Kementerian itu sempat berhenti mempublikasikan jumlah korban jiwa sejak 11 November.
Alasannya, mereka telah kehilangan kemampuan untuk melakukan itu karena runtuhnya sistem kesehatan di bagian utara Gaza.
Data baru belum dirinci sepenuhnya, tetapi perempuan dan anak-anak di bawah umur secara konsisten merupakan dua per tiga dari korban tewas.
Angka-angka itu tidak mencakup jumlah terbaru dari rumah sakit-rumah sakit di bagian utara. Kementerian tersebut mengatakan sekitar 6.000 orang telah dilaporkan hilang, diduga terkubur di bawah reruntuhan. (ArG)
Sumber: Kompas