Amal Cinta Al Aqsha – Perang Hamas-Israel di Gaza sepertinya berbuntut panjang. Kali ini ada kabar bahwa Starbucks, penjual minuman kopi terbesar dunia ini akan ditutup secara permanen di Maroko.
Laporan tersebut bahkan juga menyebut nasib merek retail fashion besar yang juga banyak dijual di Indonesia yaitu, H&M.
Dalam laporan The New Arab, pada akhir tahun ini H&M dan Starbucks bisa kehilangan cabang-cabangnya di Maroko, Afrika Utara.
Kedua merek tersebut sebenarnya sangat populer di kalangan anak muda, namun dengan adanya pemboikotan mereka benar-benar terdampak. Mereka terpaksa harus menutup cabang-cabangnya di Maroko karena rendahnya permintaan dan pembelian masyarakat.
Pengumuman penutupan tersebut menimbulkan kekhawatiran mengenai situasi ekonomi di Casablanca, ibu kota Maroko.
H&M dan Starbucks yang memiliki pekerja lokal Maroko pun ikut terdampak. Sejumlah karyawan Starbucks menuturkan kekhawatirannya. Jaringan kedai kopi itu mengalami kendala keuangan besar akibat minimnya permintaan akibat upaya boikot yang dilakukan masyarakat pasca krisis perang yang melibatkan Palestina dan Israel.
Starbucks dilaporkan sudah beroperasi di 18 lokasi di Maroko, sementara H&M hanya membuka empat toko di negara tersebut.
Kedua merek tersebut menanggung dampak terberat dari kampanye boikot yang menargetkan merek dan toko yang berafiliasi dengan barat. Terkhusus adalah merek yang mencatut dan mendukung Zionisme.
Dalam laporan media lokal Maroc Hebdo, menyebut bahwa:
“Menurut informasi yang dapat dipercaya, dua merek besar global, terutama merek pakaian siap pakai asal Swedia, H&M dan jaringan kopi bergengsi Amerika, Starbucks, akan meninggalkan Maroko mulai 15 Desember,” tulisnya pada Kamis, (30/11/2023). (ArG)
Sumber: Tribun