Amal Cinta Al Aqsha – Ribuan pengunjuk rasa yang berkumpul di kota-kota terbesar Israel pada hari Sabtu (16/3/2024), menuntut PM Benjamin Netanyahu untuk mengundurkan diri.
Warga Israel marah atas cara pemerintah menangani perang di Gaza dan kegagalan pemerintah dalam menjamin pembebasan tawanan Israel yang diyakini ditahan di Gaza.
Sementara kepala agen Mossad Israel diperkirakan berada di Qatar pada hari Minggu untuk melakukan perundingan gencatan senjata, banyak warga Israel yang sudah kehabisan kesabaran dengan perang yang kini memasuki hari ke-163.
“Kami ingin pemerintah ini menanggapi kami dengan serius dan mundur. Negara kami adalah untuk rakyat dan bukan untuk kelompok diktator kecil yang menganggap mereka adalah pusat dunia,” kata Guy Ginat, seorang pengunjuk rasa.
Pengunjuk rasa lainnya, Dana Milo, berkata: “Di balik setiap korban penculikan yang masih menderita di penawanan Hamas, ada orang-orang yang mereka cintai, yang tidak tidur, tidak makan, dan tidak bisa bernapas.”
Para pengunjuk rasa menuduh PM membatalkan pertemuan kabinet perang yang bertujuan untuk menetapkan mandat bagi tim perundingan Israel.
Namun kantor Netanyahu membantahnya dan mengatakan pihaknya akan bertemu pada hari Minggu.
Para pengunjuk rasa mengatakan mereka muak dengan kebijakan pemerintah mereka yang gagal menjamin pembebasan para tawanan yang tersisa, menurut Hamdah Salhut dari Al Jazeera, yang melaporkan dari Tel Aviv. (ArG)
Sumber: Tribunnews.com