Amal Cinta Al Aqsha – Israel marah setelah tiga negara Eropa yaitu Irlandia, Norwegia, dan Spanyol pada Rabu (22/5/2024) menyatakan, akan mengakui Negara Palestina pada 28 Mei 2024.
Langkah tiga negara itu menuai pujian dari banyak negara Arab, tetapi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebutnya hadiah bagi aksi teror Hamas.
Pihak Israel kemudian mengutus kembali perwakilannya ke Dublin, Oslo, dan Madrid guna konsultasi mendadak, juga menanggil duta besar dari tiga negara Eropa itu untuk menegurnya.
Kepala urusan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell di media sosial X berkata, dia bersama 27 negara anggota blok tersebut akan membahas posisi mereka berdasarkan solusi dua negara.
Sementara itu, Amerika Serikat (AS) menentang pengakuan sepihak atas Negara Palestina, yang menurut mereka harus diwujudkan melalui negosiasi langsung.
Namun, Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan memperingatkan Israel agar tidak menahan dana untuk Otoritas Palestina sebagai pembalasan.
Sebagian besar negara-negara Barat termasuk AS mengaku bersedia mengakui Negara Palestina suatu hari nanti, tetapi harus menyelesaikan isu-isu sulit seperti perbatasan dan status Yerusalem terlebih dahulu.
Perdana Menteri Norwegia Jonas Gahr Store mengatakan, “Pengakuan atas Palestina adalah cara mendukung kekuatan moderat yang kehilangan kekuatan dalam konflik berkepanjangan dan brutal ini,” dikutip dari kantor berita AFP.
Kemudian, Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez berujar, “(Netanyahu) menyebabkan begitu banyak penderitaan, kehancuran, dan kebencian di Gaza serta wilayah-wilayah Palestina lainnya sehingga solusi dua negara dalam bahaya”.
Adapun Perdana Menteri Irlandia Simon Harris menekankan bahwa solusi dua negara satu-satunya jalan keluar dari siklus kekerasan, pembalasan, dan kebencian yang terjadi selama beberapa generasi. (ArG)
Sumber: AFP