Amal Cinta Al Aqsha – Pemain squash Mesir, Ali Farag, menyoroti standar ganda barat dalam menanggapi kekerasan yang terjadi di berbagai belahan dunia.
Ia mempertanyakan bagaimana politik sebelumnya menjadi sesuatu yang haram untuk dibicarakan dalam olahraga. Tetapi setelah serangan militer Rusia ke Ukraina, pembicaraan mengenai politik justru diperbolehkan bahkan didukung.
“Satu lagi hal yang saya tahu akan menyebabkan saya berada dalam masalah, tapi Anda tahu, kita semua sudah melihat apa yang terjadi di dunia saat ini dengan Ukraina dan tidak ada yang suka dengan apa yang sedang terjadi,” ungkap Farag seusai menjuarai Optasia Championship di London, Sabtu (12/3/2022), seperti dilansir Egypt Today.
“Tidak ada seorang pun yang harus menerima pembunuh di dunia, penindasan apa pun. Tapi kita tidak pernah diperbolehkan berbicara mengenai politik dalam olahraga. Tapi tiba-tiba sekarang diperbolehkan.”
“Karena kita diperbolehkan, saya berharap orang-orang juga akan melihat penindasan yang terjadi di mana pun di dunia ini.”
“Orang-orang Palestina sudah melalui itu selama 74 tahun terakhir dan saya rasa karena tidak sesuai dengan narasi media Barat, kita tidak dapat membicarakan tentang ini, tapi sekarang saat kita boleh berbicara mengenai Ukraina, kita dapat berbicara tentang orang-orang Palestina. Jadi tolong ingat itu,” pungkasnya.
Di babak final, Farag yang berada di peringkat dua dunia menang melawan peringkat enam dunia, Diego Elias, dengan skor 4-11, 11-8, 11-8, dan 13-11.
Pidatonya tentang standar ganda Barat itu tidak dimasukkan dalam video di kanal YouTube resmi Asosiasi Squash Internasional (PSA).
Rusia memulai invasi ke Ukraina pada 24 Februari 2022. Kemudian pada 28 Februari, FIFA dan UEFA mengeluarkan tim nasional Rusia dari perebutan tiket Piala Dunia 2022.
Tidak hanya tim nasional Rusia, seluruh klub negara itu yang tampil di kompetisi Eropa juga terkena imbas.
“FIFA dan UEFA hari ini telah memutuskan bersama bahwa seluruh tim Rusia, baik tim perwakilan nasional ataupun tim klub, akan ditangguhkan dari partisipasi dalam kompetisi FIFA dan UEFA hingga pemberitahuan lebih lanjut,” kata FIFA dan UEFA dalam sebuah pernyataan.
Posisi FIFA tersebut berbeda dengan posisi yang diambilnya pada Oktober 2017 setelah pihak Palestina meminta agar enam klub Israel yang berada di permukiman-permukiman ilegal di wilayah Palestina, dipindahkan atau dilarang ikut kompetisi yang diakui FIFA.
Menanggapi permintaan Palestina, FIFA dalam pernyataannya mengatakan, pihaknya “harus tetap netral dalam hal masalah-masalah politik.”
FIFA menyebut, situasi yang terjadi tidak ada hubungannya dengan sepak bola, dan ditandai dengan “kompleksitas dan sensitivitas luar biasa” yang tidak dapat diubah oleh organisasi-organisasi non-pemerintah seperti FIFA.
“Karena itu, Dewan FIFA telah memutuskan menghindari penerapan sanksi apa pun atau tindakan-tindakan lainnya terhadap federasi sepak bola Israel atau federasi sepak bola Palestina.”
Standar Ganda FIFA