ACE NEWS – Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz kembali menegaskan dukungan negaranya bagi kemerdekaan Palestina. Ini disisipkan dalam pidatonya di Sidang Majelis Umum ke-76 PBB, Rabu (22/9).
“Kami menegaskan perdamaian adalah pilihan strategis untuk kawasan Timur Tengah, melalui solusi yang adil dan langgeng untuk masalah Palestina berdasarkan resolusi legitimasi internasional serta Inisiatif Perdamaian Arab, dengan cara yang menjamin hak rakyat Palestina untuk mendirikan negara merdeka mereka di perbatasan 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya,” kata Raja Salman dalam pidatonya, dikutip laman Al Arabiya.
Raja Yordania Abdullah II mengatakan, kemitraan global sangat penting untuk menyelesaikan konflik Israel-Palestina. Menurutnya, Yerusalem adalah kunci atas masalah tersebut.
“Yerusalem adalah jantung dari perdamaian ini. Miliaran orang di seluruh dunia sangat mengasihi kota suci ini,” kata Raja Abdullah dalam pidatonya di sidang Majelis Umum ke-76 PBB pada Rabu (22/9), dikutip laman Arab News.
Raja Abdullah mengungkapkan, konflik Israel-Palestina adalah salah satu konflik terpanjang dalam sejarah modern. Menurutnya, kunci keamanan sejati bagi kedua belah pihak adalah solusi dua negara yang mengarah pada pembentukan negara Palestina merdeka dan berdaulat berdasarkan perbatasan sebelum Perang 1967.
Dia yakin, kesucian Yerusalem bagi Muslim, Kristen, dan Yahudi, memiliki kekuatan menyatukan. “Dengan bantuan internasional, Kota Suci tidak bisa menjadi penyebab perpecahan, tapi simbol persatuan untuk dilihat semua orang,” ujarnya.
Sebelumnya Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani turut menyuarakan dukungan untuk Palestina. Ia menekankan, masyarakat internasional memiliki tanggung jawab untuk menangani penyelesaian konflik Israel-Palestina secara komprehensif, adil, dan damai. Ia juga secara gamblang mengkritik serangkaian pelanggaran yang terus dilakukan Israel di wilayah pendudukan.
“Tahun ini telah menyaksikan banyak pelanggaran Israel di Yerusalem Timur yang diduduki dan terulangnya serangan terhadap tempat-tempat suci Islam dan Kristen, terutama Masjid Al-Aqsa selama bulan suci Ramadhan, serta penyitaan rumah-rumah warga Palestina dalam konteks Yudaisasi dan kebijakan permukiman,” kata Sheikh Tamim pada Selasa (21/9), dikutip Times of Israel.
Dia pun menyoroti eskalasi militer di Jalur Gaza yang dipicu ketegangan di Yerusalem pada Mei lalu. Sheikh Tamim mengatakan, agresi Israel ke Gaza telah menyebabkan ratusan warga sipil tewas. “Hal itu memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah mengerikan di Jalur Gaza,” ucapnya.