ACA News – (29.05.2021) Sedikitnya satu warga Palestina tewas dan enam lainnya terluka akibat kekerasan tentara Israel di Tepi Barat yang diduduki pada Jumat.
Pasukan Israel menggunakan peluru tajam dan gas air mata untuk membubarkan pengunjuk rasa yang berdemonstrasi menentang permukiman ilegal Yahudi di sana, kata pihak berwenang.
Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Zekeriya Hamayel, 28, meninggal karena luka-lukanya tak lama setelah dia ditembak oleh pasukan Israel di dadanya selama aksi protes di dekat kota Beita di utara kota Nablus.
Sebelumnya, Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan bahwa lima orang terluka ketika tentara Israel menembakkan peluru tajam dan plastik terhadap para pengunjuk rasa di Beita. Dua orang lainnya terluka dalam bentrokan tersebut.
Puluhan pengunjuk rasa sulit bernapas setelah menghirup gas air mata, kata Bulan Sabit Merah Palestina.
Saksi mata mengatakan bahwa warga Palestina lainnya juga menggelar demonstrasi di berbagai daerah di Tepi Barat, terutama di kota utara Kafr Qaddum, Qalqilya dan kota Nablus di Beit Dajan.
Tentara Israel menggunakan peluru tajam dan plastik, dan gas air mata untuk membubarkan para pengunjuk rasa di sana juga, sementara warga Palestina melemparkan batu sebagai tanggapan.
Tepi Barat, termasuk Yerusalem Timur, dipandang sebagai wilayah pendudukan di bawah hukum internasional, sehingga semua pemukiman Yahudi di sana ilegal.
Turki dan sebagian besar komunitas internasional tidak mengakui kedaulatan Israel atas wilayah yang didudukinya sejak 1967.
Sejak 2001, Uni Eropa berulang kali meminta Israel untuk mengakhiri semua aktivitas pemukiman Yahudi.
Sumber:
Anadolu Agency