ACA News – Sebanyak 90.000 warga Palestina menghidupkan malam lailatul qadr di Masjid Al-aqsa ditengah serangan IDF terhadap kota suci Al-Quds.
Lembaga Wakaf Palestina dalam laporannya menjelaskan, sebanyak 90.000 warga Palestina membanjiri Masjid Al-Aqsa Al-Mubarak, di tengah aturan ketat yang diberlakukan Israel dan penutupan akses dari Tepi Barat ke Al-Quds.
Saksi mata kepada Rt Arabic menjelaskan bahwa pasukan pendudukan Israel (IDF) dalam jumlah besar dan bersenjata lengkap tersebar di sejumlah wilayah di Al-Quds Timur, khususnya di Gerbang Al-Aqsa.
Israel juga memberlakukan aturan ketat bagi warga Palestina yang menunaikan ibadah di Al-Aqsa sejak awal Ramadan, namun aturan tersebut semakin meningkat di malam 27 Ramadan.
Sejumlah warga lokal menjelaskan bahwa ketegangan sempat terjadi di sejumlah wilayah, setelah beberapa penduduk Yahudi mencoba memprovokasi warga Al-Quds.
Dilansir Sputnik, pasukan pendudukan Israel (IDF) mendobrak masuk ke Masjid Al-Aqsa lalu menyerang warga Palestina yang sedang beribadah dengan gas air mata.
Saksi menjelaskan kepada Sputnik bahwa pasukan Israel mendobrak masuk ke Masjid Al-Qibli lalu memaksa warga untuk meniggalkan Masjid sebelum akhirnya menutup pintu Masjid.
Aksi bentrok juga meletus di gerbang Al-Aqsa melibatkan remaja Palestina dan pasukan Israel. Beberapa warga ditangkap.
Bulan Sabit Merah Palestina melaporkan setidaknya 178 warga luka-luka dalam penyerangan di Al-Aqsa dan Syaikh Jarrah.
Israel juga membubarkan aktivitas buka bersama di Masjid Al-Aqsa dan berujung kepada bentrok. Buka bersama di Al-Aqsa digelar sebagai bentuk solidaritas untuk warga Syakh Jarrah yang terancam digusur.
Mahkamah Israel menetapkan keputusan penggusuran sejumlah warga Palestina di Syaikh Jarrah yang tinggal disana sejak tahun 1956. Keputusan tersebut dibangun atas klaim organisasi permukiman Israel bahwa Syaikh Jarrah adalah milik Yahudi sebelum tahun 1948.
(T.RS/S:RtArabic)