Serang Mahkamah Internasional, Presiden AS: Serangan ke Gaza bukan Genosida

share on:

Amal Cinta Al Aqsha – Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden hari Senin (20/5/2024)  menggambarkan permintaan Jaksa Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) Karim Khan agar pengadilan mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanannya Yoav Galant atas peran mereka dalam perang di Gaza sebagai hal yang “keterlaluan.”

Biden menambahkan – dalam sebuah pernyataan di Gedung Putih – “Biar saya perjelas: Apa pun maksud jaksa ini, sama sekali tidak ada kesetaraan antara posisi ‘Israel’ dan Gerakan Perlawanan Islam (Hamas),” ujarnya.

Biden juga dengan tegas mengatakan pembelaan kepada Zionis bahwa serangan militer ‘Israel’ di Gaza pada 7 Oktober “bukanlah genosida.”

“Kami menolak hal itu,” katanya, sambil mengatakan kepada para pemimpin dan aktivis Yahudi bahwa Amerika “berpihak pada Israel”, “ demikian ujarnya dikutip laman The New York Times.

Berbicara pada perayaan Bulan Warisan Yahudi di Rose Garden Gedung Putih, Biden mengutuk keputusan ICC yang meminta surat perintah penangkapan bagi pejabat tinggi ‘Israel’ atas kejahatan terhadap kemanusiaan, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Sementara Netanyahu juga meminta surat perintah penangkapan terhadap tiga pemimpin Hamas atas tuduhan yang sama pada hari Senin.

“Biar saya perjelas, kami menolak permohonan ICC untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap para pemimpin Israel,” kata Biden, menambahkan serangkaian kecaman terhadap tindakan jaksa dari para pejabat AS sepanjang hari itu,” kata Biden.

“Apa pun implikasi dari surat perintah ini, tidak ada kesetaraan antara Israel dan Hamas,” tambah dia.

Para pejabat Amerika telah mengatakan selama berbulan-bulan bahwa pemerintahan Biden menolak tuduhan bahwa anggota militer penjajah ‘Israel’ atau para pemimpin politik negara itu melakukan genosida terhadap warga Palestina di Gaza.

Pihak berwenang Gaza mengatakan setidaknya 35.000 orang telah terbunuh dalam kampanye pemboman dan serangan darat Israel di Gaza sebagai respons terhadap serangan pimpinan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober.

Para pejabat Israel menyangkal pasukan mereka sengaja menargetkan warga sipil, dengan alasan Hamas sengaja menyembunyikan pasukannya. di antara orang-orang yang tidak bertempur. Mereka juga menyangkal bahwa ‘Israel’ telah membatasi bantuan ke Gaza dengan tujuan membuat orang-orang kelaparan.

Hanya beberapa jam sebelum komentar Biden, John Kirby, juru bicara keamanan nasional Gedung Putih, juga menolak ICC.

“Tentara IDF tidak bangun di pagi hari, meletakkan sepatu bot mereka di tanah, dengan perintah langsung untuk membunuh warga sipil tak berdosa di Gaza,” kata Kirby membela tentara pasukan penjajah IDF.

Biden jarang sekali bersikap blak-blakan seperti hari Senin, hal ini sebagian dipicu oleh permintaan kepala jaksa ICC agar pengadilan menyetujui surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, serta Yahya Sinwar, pemimpin Hamas di Gaza; Muhammad Dheif, pemimpin militer Hamas; dan Ismail Haniyah, pemimpin politik gerakan tersebut yang berbasis di Qatar.

Jaksa penuntut, Karim Khan, tidak secara langsung melontarkan tuduhan genosida dalam permintaan surat perintah penangkapan tersebut, namun tuduhan tersebut telah dilontarkan terhadap penjajah Israel oleh organisasi bantuan dan aktivis, termasuk oleh banyak mahasiswa di Amerika Serikat selama berminggu-minggu aksi protes, beberapa di antaranya berubah menjadi kekerasan, di kampus-kampus di seluruh negeri. (ArG)

Sumber: Hidayatullah.com

share on: