Amal Cinta Al Aqsha – Menlu Amerika Serikat, Antony Blinken, yakin serangan Israel ke Rafah tidak akan melenyapkan Hamas. Ia malah memprediksi aksi Israel ke Rafah akan memicu tindakan anarkis di masa depan.
Israel mulai mengintensifkan serangan ke Rafah pada pekan lalu. Zionis menduga Rafah adalah tempat terakhir perlindungan milisi Hamas serta lokasi penyekapan sandera.
Aksi Israel di Rafah membuat lebih dari 300 ribu warga Gaza yang mengungsi di sana angkat kaki. Padahal, sebelum serangan ini, Rafah adalah lokasi pengungsian warga Gaza yang terdesak setelah tempat tinggalnya dihancurkan oleh tentara penjajah Israel.
Rencana Israel menyerang Rafah telah menuai penolakan dari Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara besar lainnya serta PBB. Mereka sepakat serangan ke Rafah malah berdampak buruk bagi pengungsi di sana.
Blinken mengungkap selama meluncurkan aksi di Gaza, Israel lebih banyak membunuh warga sipil dibanding milisi Hamas. Saat ini korban jiwa serangan Israel ke Gaza menembus 35 ribu jiwa.
Oleh sebab itu, Blinken menyebut invasi skala besar Israel di Rafah akan berisiko tinggi, dan belum tentu dapat melenyapkan Hamas.
“Israel pada jalur, yang berpotensi mewarisi pemberontakan dengan banyak anggota bersenjata Hamas yang tersisa,” kata Blinken saat diwawancarai media CBS seperti dikutip dari AFP.
“Jika Israel meninggalkan (Rafah) ini maka akan terjadi kekosongan yang akan diisi kekacauan dan diisi oleh anarkis dan mungkin pula kembali diisi Hamas,” sambung dia.
Saat ini, kata Blinken, AS terus menekan Israel untuk membuat rencana di Gaza pasca-perang. Sebab, dari laporan yang diterimanya Hamas telah kembali ke sejumlah wilayah di Gaza yang sebelumnya berhasil dikuasai Israel.
“Kami terus merundingkan dengan mereka cara lebih baik untuk mendapat hasil yang tahan lama,” tegas Blinken. (ArG)
Sumber: Kumparannews