UNRWA Terancam Kehabisan Dana Bulan Depan untuk Bantu Pengungsi di Gaza

share on:

Amal Cinta Al Aqsha – Badan PBB untuk pengungsi Palestina berbasis di Jalur Gaza, UNRWA, memperingatkan bakal kehabisan dana untuk tetap bisa menjalankan fungsinya pada April mendatang.

Kondisi ini diperkirakan akan terus memburuk, jika UNRWA tidak memperoleh dana tambahan atau tidak bisa meyakinkan para donaturnya untuk melanjutkan sumbangan.

Adapun beberapa pekan lalu, sejumlah negara donatur utama UNRWA menangguhkan kontribusi dana bantuan mereka usai Israel menuding secara sepihak bahwa UNRWA telah bekerja sama dengan Hamas.

Donatur utama yang memilih langkah itu antara lain Amerika Serikat, Jerman, Inggris, Jepang, Italia, Australia, hingga Finlandia.

Dikutip dari Reuters, peringatan soal kondisi finansial ini disampaikan Kepala UNRWA, Philippe Lazzarini, saat berbicara di Ibu Kota Irlandia, Dublin, pada Kamis (15/2). Adapun Irlandia adalah salah satu donatur utama UNRWA yang berkomitmen bahwa bantuan darinya tidak akan terhenti — terlepas dari adanya tudingan sepihak Israel.

“Operasi kami akan mulai terganggu sejak bulan Maret, namun April akan menjadi bulan di mana kami akan mengalami arus kas negatif yang sangat dalam, sangat dalam,” ungkap Lazzarini.

Adapun arus kas negatif diartikan sebagai kondisi saat suatu lembaga mengeluarkan uang dalam jumlah lebih banyak dibandingkan jumlah uang yang diterimanya. Jika dibiarkan terus, maka akan berdampak pada kemampuan lembaga itu untuk tetap eksis.

Kunjungan Lazzarini ke Dublin adalah untuk menerima bantuan EUR 20 juta (Rp 335 miliar) sebagai bentuk dukungan Irlandia terhadap keberlangsungan kegiatan kemanusiaan UNRWA di Gaza.

“Pada saat yang berbahaya seperti ini, tidak dapat dibayangkan untuk membiarkan UNRWA runtuh,” kata Menteri Luar Negeri Irlandia, Micheal Martin, dalam konferensi pers.

“Masyarakat internasional harus sadar akan hal ini,” tegasnya.

Lazzarini juga mendesak negara-negara donatur yang menangguhkan bantuan mereka supaya mencabut keputusan tersebut segera, karena UNRWA berada dalam ancaman eksistensial.

Sehingga, Lazzarini pun berupaya menggalang bantuan dari berbagai negara dalam beberapa hari terakhir dengan harapan dapat menutupi kekurangan UNRWA yang diperkirakan mencapai USD 440 juta (Rp 6,8 triliun). (ArG)

Sumber: Kumparannews

share on: