Amal Cinta Al Aqsha – Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikelola Hamas menyebut, serangan Israel pada Senin (12/2/2024) dini hari di Kota Rafah di Gaza selatan menewaskan sekitar 100 orang.
Sebagaimana diberitakan AFP, pernyataan tersebut merevisi jumlah korban tewas sebelumnya yang mencapai sebanyak 52 orang.
Hamas sendiri telah mengutuk serangan udara Israel terbaru terhadap Kota Rafah, yang berbatasan langsung dengan Mesir.
Mereka mengatakan, serangan tersebut mewakili perluasan ruang lingkup pembantaian yang dilakukan terhadap rakyat Palestina.
“Serangan tentara penjajah Zionis ke kota Rafah malam ini… yang telah merenggut nyawa lebih dari seratus syuhada sejauh ini, dianggap sebagai kelanjutan dari perang genosida dan upaya pemindahan paksa yang mereka lancarkan terhadap rakyat Palestina,” kata kelompok itu dalam siaran pers, dikutip dari Al Jazeera.
Jepang sangat prihatin dengan operasi Israel di Rafah
Kementerian Luar Negeri Jepang telah mengeluarkan sebuah pernyataan pada Senin yang menyatakan, bahwa pihaknya “sangat prihatin” dengan “laporan operasi militer Israel di Rafah”.
“Karena situasi kemanusiaan di lapangan memburuk dan jumlah korban sipil, termasuk sejumlah besar anak-anak, perempuan, dan orang tua, terus meningkat, sangat penting untuk memperbaiki situasi kemanusiaan sesegera mungkin dan untuk mengamankan lingkungan di mana kegiatan bantuan kemanusiaan dapat dilakukan untuk mencapai hal ini,” kata pernyataan itu.
WHO ulangi seruan gencatan senjata di Gaza
Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, telah mengulangi seruannya untuk melakukan gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza.
Berbicara di sela-sela KTT Pemerintah Dunia 2024 di Dubai, ia menegaskan bahwa bantuan yang diberikan kepada Gaza sejauh ini dalam hal pasokan medis masihlah sangat sedikit.
“Itu setetes air di lautan, jauh dari kebutuhan yang terus bertambah setiap hari,” tambahnya, dikutip dari Al Jazeera. (ArG)
Sumber: Kompas.com