Amal Cinta Al Aqsha – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menolak proposal gencatan senjata yang diajukan Hamas, dan mengatakan bahwa kemenangan total di Gaza mungkin terjadi dalam beberapa bulan.
Netanyahu menambahkan, negosiasi dengan Hamas tidak akan berhasil dan menyebut persyaratannya aneh.
“Tak ada solusi lain selain kemenangan penuh dan final,” kata Netanyahu dalam konferensi pers pada Rabu (7/2/2024).
“Jika Hamas bisa bertahan di Gaza, itu hanya soal waktu sampai terjadinya pembantaian berikutnya,” lanjutnya, dikutip dari BBC.
Pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri menyampaikan kepada Reuters, pernyataan Netanyahu adalah bentuk keberanian politik dan menunjukkan niatnya melanjutkan konflik.
Sementara itu, sumber dari Pemerintah Mesir mengatakan kepada BBC, putaran baru perundingan yang dimediasi Mesir dan Qatar ini mungkin akan dilanjutkan pada Kamis (8/2/2024) di Cairo.
Mesir sebelumnya meminta semua pihak menunjukkan fleksibilitas untuk mencapai kesepakatan yang tenang.
Penolakan Netanyahu terhadap proposal gencatan senjata ini sangat kontras dengan usulan Hamas pada Selasa (6/2/2024) yang menurut Qatar memberi sinyal positif.
Draf dokumen Hamas yang dilihat Reuters mencakup poin-poin berikut dalam gencatan senjata:
- Fase pertama: Jeda pertempuran 45 hari. Semua sandera perempuan Israel, laki-laki di bawah 19 tahun, orang lanjut usia, dan orang sakit akan ditukar dengan perempuan dan anak-anak Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel. Pasukan Israel akan mundur dari wilayah berpenduduk di Gaza, dan rekonstruksi rumah sakit serta kamp pengungsi akan dimulai.
- Fase kedua: Sandera laki-laki Israel sisanya akan ditukar dengan tahanan Palestina dan pasukan Israel meninggalkan Gaza sepenuhnya.
- Fase ketiga: Kedua pihak akan bertukar jenazah dan bagian tubuh korban, meningkatkan pengiriman makanan serta bantuan lainnya ke Gaza, kemudian pada akhir jeda pertempuran selama 135 hari Hamas bernegosiasi untuk mengakhiri perang.
Serangan Hamas pada 7 Oktober 2023 mengakibatkan kematian lebih dari 1.160 orang di Israel, sebagian besar warga sipil, menurut penghitungan kantor berita AFP berdasarkan data resmi.
Dalam serangan balasan Israel, setidaknya 27.472 orang yang mayoritas adalah wanita, anak-anak, dan remaja tewas di Gaza, menurut Kementerian Kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas. (ArG)
Sumber: Kompas.com