Jumlah Korban Tewas di Gaza Tembus 23.000 Orang, Jerman Ikut Desak Israel Lindungi Warga Sipil

share on:

Amal Cinta Al Aqsha – Jumlah korban tewas di Gaza naik menjadi lebih dari 23.000 orang pada Senin (8/1/2024). Kementerian Kesehatan di Gaza yang dikuasai Hamas mengatakan, setidaknya 23.084 orang telah tewas sejak perang dengan Israel dimulai pada 7 Oktober lalu.

Dalam sebuah pernyataan, Kementerian tersebut mengumkan telah mendapati 249 kematian dalam 24 jam terakhir.

Sementara, Kementerian Kesehatan di Gaza melaporkan total korban terluka akibat serangan Israel naik menjadi 58.926 orang.

Jerman Ikut Mendesak Israel

Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock pada Minggu (7/1/2024) telah mendesak Israel untuk mengurangi kampanye militernya di Gaza dan berbuat lebih banyak untuk melindungi warga sipil di wilayah Palestina itu.

Jerman telah menjadi salah satu pendukung Israel yang paling loyal sejak awal konflik dengan Hamas.

Namun, Baerbock memperingatkan bahwa keamanan Israel juga bergantung pada pembatasan kematian warga sipil.

“Semakin jelas bahwa tentara Israel harus berbuat lebih banyak untuk melindungi warga sipil di Gaza,” katanya, sebagaimana dikutip dari AFP.

Menurut dia, Israel harus menemukan cara untuk melawan Hamas tanpa merugikan banyak warga Palestina.

“Penderitaan banyak orang yang tidak bersalah tidak bisa terus berlanjut seperti ini. Kita memerlukan manajemen operasi yang tidak terlalu intensif,” tambah Baerbock saat berkunjung ke Yerusalem ketika perang Israel-Hamas memasuki bulan keempat.

Ia sendiri menegaskan kembali dukungan kuat Jerman terhadap Israel dalam perjalanan keempatnya ke wilayah tersebut sejak perang Israel-Hamas pecah empat bulan lalu. 

“Negara Anda sangat bergantung pada solidaritas kami dalam perang melawan teror buta yang berupaya menghapus Israel dari peta,” kata Baerbock.

“Jika Hamas tidak secara fanatik melakukan perjuangan yang tidak masuk akal ini, perang sudah lama berakhir,” tambahnya.

Tetapi, Baerbock juga mengatakan bahwa Israel harus mempertimbangkan dengan jelas bagaimana mereka akan berperang dan menangani Gaza setelah konflik tersebut.

Dia mengatakan bahwa warga Palestina tidak boleh “diusir” dari wilayah tersebut, mengacu pada seruan politisi sayap kanan Israel agar pemukim kembali ke Gaza.

Pada bulan lalu, sekutu utama Israel, yakni Amerika Serikat juga telah mendesak negara itu untuk melindungi warga sipil di Gaza.

Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan menyampaikan desakan tersebut dalam pembicaraan dengan Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu di Tel Aviv pada Rabu (13/12/2023).

Pertemuan membahas perang yang dilancarkan Israel setelah serangan 7 Oktober itu juga dihadiri para pejabat senior Israel lainnya.

AS sangat mendukung hak Israel untuk mempertahankan diri, tetapi meningkatnya korban sipil di wilayah Palestina telah menyebabkan keretakan yang semakin besar di antara kedua sekutu dekat tersebut. (ArG)

Sumber: Kompas.com

share on: