Amal Cinta Al Aqsha – Badan PBB untuk Pengungsi Palestina, UNRWA, sedang berjuang menyediakan perawatan medis bagi sedikitnya 50 ribu perempuan hamil di Jalur Gaza, di tengah gempuran tanpa henti Israel.
UNRWA memperkirakan, dari 50 ribu perempuan hamil yang ada di penjuru wilayah kantong tersebut — lebih dari 180 kelahiran terjadi setiap harinya. Proses persalinan pun tidak berlangsung steril atau menggunakan alat-alat memadai, sebab sistem medis telah hancur.
Dikutip dari Al Jazeera, kondisi memprihatinkan itu disampaikan UNRWA dalam pernyataannya pada Minggu (24/12). “Diprediksi ada 50.000 wanita hamil di Jalur Gaza, dengan lebih dari 180 melahirkan setiap hari,” ujar UNRWA.
UNRWA mengatakan, saat ini hanya tersisa tujuh dari total 22 pusat persalinan yang semula berada di Jalur Gaza. “Para dokter dan bidan melakukan segala yang mungkin untuk memberikan perawatan bagi wanita hamil pasca-melahirkan dan berisiko tinggi di tujuh pusat kesehatan UNRWA yang beroperasi,” jelas mereka.
Akibat perilaku Israel yang menargetkan serangan ke fasilitas-fasilitas sipil, UNRWA menambahkan dari total 36 rumah sakit yang semula berfungsi Jalur Gaza sebelum pertempuran — kini tersisa hanya 9 dan tidak ada satu pun di bagian utara.
Pada kesempatan terpisah, Dirjen World Health Organization (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus, pun mengkonfirmasi kehancuran yang melanda Gaza. Menurutnya, kehancuran yang dibawa Israel itu telah menjadi ‘tragedi’.
“Kehancuran sistem kesehatan Gaza adalah sebuah tragedi,” kata Ghebreyesus, melalui platform X pada Minggu (24/12).
“Di tengah ketidaknyamanan yang terus menerus dan masuknya pasien yang terluka, kami melihat para dokter, perawat, sopir ambulans, dan banyak lagi yang terus berjuang untuk menyelamatkan nyawa,” sambung dia.
Sejak 7 Oktober hingga 20 Desember, WHO mencatat Israel telah meluncurkan sedikitnya 246 serangan — baik melalui darat maupun udara, terhadap infrastruktur kesehatan di penjuru Gaza termasuk rumah sakit dan ambulans. Sejumlah staf medis dan relawan juga ikut menjadi korban kekejaman Israel. (ArG)
Sumber: Kumparan