Amal Cinta Al Aqsha – Erlangga Greschinov, influencer di platform X yang biasanya mencuit soal bahasa, sejarah, dan budaya, mendadak jadi sosok garang. Pada 21 November, Erlangga membagikan sebuah surat di linimasa X yang isinya menyatakan ia didapuk menjadi Komandan Satuan Operasi Khusus Netizen Julid Anti Israel oleh Netizen Force.
Satopsus itu tentu bukan entitas resmi. Namun ia bergaung kencang di jagat maya karena menjadi wujud gerakan perlawanan masyarakat sipil di media sosial dalam merespons kekejaman agresi militer Israel di Gaza, Palestina.
Gerakan ini bermula pasca-serangan Hamas ke Israel pada 7 Oktober 2023. Israel membalas serangan itu dengan menghujani bom ke Gaza dan melakukan serangan darat, menyebabkan ribuan korban masyarakat sipil.
Agresi Israel yang digawangi oleh Angkatan Bersenjata Israel (Israeli Defense Force, IDF) itu ditingkahi dengan perilaku tentaranya yang membuat konten-konten medsos di tengah hancurnya Gaza. Mereka pamer foto atau video di antara reruntuhan bangunan seraya menenteng senjata, seolah menang lawan musuh secara paripurna.
“Upload selfie di Gaza. Tentu hal-hal seperti ini tidak patut untuk dilihat. Mereka mempertontonkan itu tanpa ada konsekuensinya. Padahal bagi warga Palestina, mereka tidak bisa menyuarakan (perang) ini secara bebas,” ujar Erlangga.
Warga Palestina yang menyuarakan sikapnya bisa ditangkap Israel karena dianggap mendukung terorisme. Karena itulah Erlangga merasa perlu mengemban tugas untuk melakukan julid sebagai bentuk kritik atas laku Israel terhadap masyarakat Palestina.
Ia mengawali “julid” tersebut dengan melakukan spamming, yakni melontarkan komentar-komentar pedas di postingan medsos milik para serdadu Israel. Setelah itu, ia bagikan aksinya di X. Cara tersebut mendapat simpati dari pengikut Erlangga.
Gerakan tersebut lantas viral dengan tagar #JulidFiSabilillah. Nama itu mengadopsi istilah umat Islam, jihad fi sabilillah (berjuang di jalan Allah). Dan lantaran aksi ini berbentuk serangan komentar negatif terhadap tentara IDF dan para pendukung zionisme di medsos, maka kata depan “jihad” lalu diganti menjadi “julid”.
“Kami melakukan ini tujuannya sebagai pembelaan terhadap warga di Palestina, dan juga sebagai bentuk perlawanan. Melawan okupasi Zionis di tanah Palestina,” kata Erlangga.
Sejak gencar memberi informasi soal konflik di Gaza dan melancarkan gerakan #JulidFiSabilillah pasca 7 Oktober, pengikut Erlangga di platform X pun bertambah sekitar 100 ribu menjadi 250 ribu pengikut. (ArG)
Sumber: Kumparan