Amal Cinta Al Aqsha – Kelompok perlawanan Lebanon, Hizbullah mengkonfirmasi pada Rabu (22/11/2023) kalau mereka tidak terlibat dalam perjanjian gencatan senjata yang diumumkan pada hari sebelumnya antara Israel dan milisi perlawanan Palestina di Gaza, Hamas.
“Partai tersebut bukan bagian dari negosiasi terkait perjanjian gencatan senjata dan pertukaran tahanan antara Hamas dan Israel,” kata seorang pejabat Hizbullah kepada Al-Jazeera pada Rabu.
“Setiap eskalasi Israel di Lebanon selatan atau Gaza selama gencatan senjata akan ditanggapi dengan respons (serangan balasan) dari Hizbullah,” sumber itu menambahkan.
Pernyataan ini membantah laporan surat kabar Israel, Maariv yang sebelumnya mengklaim Hizbullah akan menjadi “bagian dari gencatan senjata selama Israel mematuhinya,” dan menghubungkan kutipan tersebut dengan “pejabat senior Hizbullah” yang berbicara dengan Al-Jazeera.
Outlet berita Lebanon, LBCI juga mengutip “sumber” yang mengatakan kalau gencatan senjata di Gaza “mungkin berlaku di Lebanon selatan.”
Hamas dan Israel mencapai kesepakatan untuk gencatan senjata empat hari pada Rabu pagi.
“Setelah perundingan yang sulit dan rumit selama berhari-hari, kami mengumumkan, dengan pertolongan dan kesuksesan Tuhan Yang Maha Esa, bahwa kami telah mencapai perjanjian gencatan senjata kemanusiaan (gencatan senjata sementara) untuk jangka waktu empat hari, dengan upaya yang gigih dan dihargai dari Qatar dan Mesir, ” bunyi pernyataan Hamas.
Perjanjian tersebut akan membebaskan 50 perempuan dan anak-anak Israel yang ditawan oleh Hamas dengan imbalan pembebasan 150 perempuan Palestina yang dipenjara di penjara-penjara Israel.
Bantuan kemanusiaan, pasokan medis, dan pengiriman bahan bakar dijadwalkan memasuki seluruh wilayah Gaza, utara dan selatan, tanpa kecuali. (ArG)
Sumber: Tribun