Amal Cinta Al Aqsha – Israel melancarkan sebuah serangan udara terhadap ambulans yang digunakan untuk mengevakuasi korban luka-luka dari wilayah Gaza utara, menewaskan 15 orang dan melukai 60 orang lainnya pada hari Jumat (3/11).
Militer Israel mengatakan bahwa mereka telah mengidentifikasi dan menyerang sebuah ambulans yang “digunakan oleh sel teroris Hamas”.
Mereka mengatakan bahwa pejuang Hamas tewas dalam serangan tersebut dan menuduh kelompok itu memindahkan militan dan senjata dengan ambulans. Pejabat Hamas Izzat El Reshiq mengatakan bahwa tuduhan bahwa para pejuangnya ada di sana “tidak berdasar”.
Ashraf al-Qidra, juru bicara kementerian kesehatan Gaza mengatakan, ambulans tersebut merupakan bagian dari konvoi yang ditargetkan Israel di dekat Rumah Sakit al-Shifa di Kota Gaza. Qidra mengatakan, Israel telah menargetkan konvoi ambulans di lebih dari satu lokasi, termasuk di gerbang Rumah Sakit al-Shifa dan di Ansar Square yang berjarak satu kilometer (0,6 mil).
Dalam sebuah pernyataan mengenai insiden tersebut, militer Israel tidak memberikan bukti untuk mendukung pernyataannya bahwa ambulans tersebut terkait dengan Hamas. Namun mengatakan bahwa mereka berniat untuk merilis informasi tambahan. “Kami menekankan bahwa daerah ini adalah zona pertempuran. Warga sipil di daerah itu berulang kali diminta untuk mengungsi ke arah selatan demi keselamatan mereka,” kata pihak militer.
Reuters tidak dapat memverifikasi secara independen pernyataan dari kedua belah pihak.
Video yang dibagikan di media sosial, yang telah diverifikasi oleh Reuters menunjukkan, orang-orang tergeletak bersimbah darah di samping ambulans dengan lampu yang berkedip-kedip di sebuah jalan kota ketika orang-orang bergegas untuk menolong.
Video lain menunjukkan tiga ambulans berdiri dalam satu barisan, dengan sekitar selusin orang tergeletak tak bergerak atau nyaris tak bisa bergerak di sampingnya. Darah tergenang di dekatnya.
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan dalam sebuah unggahan di media sosial bahwa ia “sangat terkejut dengan laporan serangan terhadap ambulans yang sedang mengevakuasi pasien” dan menambahkan bahwa pasien, petugas kesehatan, dan fasilitas medis harus dilindungi.
Sebelumnya pada hari Jumat, Qidra mengatakan ambulans akan mengirim warga Palestina yang terluka kritis yang sangat perlu dibawa ke Mesir untuk dirawat dari Kota Gaza yang terkepung di sebelah selatan daerah kantung tersebut.
Israel, yang menuduh Hamas menyembunyikan pusat komando dan pintu masuk terowongan di rumah sakit al-Shifa, memerintahkan semua warga sipil untuk meninggalkan bagian utara Gaza bulan lalu dan militernya mengepung daerah tersebut pada hari Kamis. Meski telah memerintahkan warga sipil untuk meninggalkan wilayah utara Gaza, militer Israel terus membombardir wilayah selatan jalur tersebut. Hamas dan pihak berwenang rumah sakit al-Shifa membantah bahwa fasilitas tersebut digunakan sebagai markas oleh para pejuang militan. (ArG)
Sumber: Reuters