Menteri Israel Mengubah Situs Suci Al Aqsha Secara Diam Diam

share on:

Surakarta – Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben Gvir mengatakan pemerintah Tel Aviv akan mengubah Kompleks Al Aqsha atau Temple Mount secara perlahan dan diam-diam. Pernyataan itu muncul saat pihak berwenang Temple Mount menjamu Ben Gvir pada Minggu (21/5).

Ben Gvir mengatakan pemerintah Israel punya hak istimewa untuk hidup di generasi seperti ini, dan punyak hak istimewa untuk mengunjungi Kompleks Al Aqsa.

“Siapa yang mengira itu akan terjadi begitu cepat? Dan itu sedang terjadi. Benar, masih ada lebih banyak proses [untuk dilalui],” kata Ben Gvir seperti dikutip dari Jerusalem Post, Senin.

Ia kemudian berujar, “Ada perubahan yang kami lakukan seperti yang mereka katakan pelan-pelan, pelan-pelan, diam-diam, diam-diam.”

Ben Gvir menjadi sorotan usai berkunjung ke Kompleks Al Aqsa. Ini merupakan kunjungan kedua setelah lawatan pertamanya pada Desember lalu.

Namun, kunjungan dia menuai kecaman dari komunitas internasional, termasuk Amerika Serikat.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) AS, Matthew Miller, menyatakan situs suci itu tak boleh digunakan untuk tujuan politik.

“Kami prihatin dengan kunjungan provokatif hari ini ke Temple Mount/Haram Al Sharif di Yerusalem dan retorika yang menghasut,”kata Miller dalam pernyataan resmi, seperti dikutip dari Jerusalem Post, Senin.

Ia lalu berkata, “Kami meminta semua pihak menghormati kesucian situs tersebut.”

Washington lantas menegaskan posisi AS yang mendukung status quo di tempat suci di Yerusalem. Mereka juga menggarisbawahi peran khusus Yordania sebagai penjaga situs suci Muslim di Yerusalem.

Sederet negara Muslim juga menyampaikan kecaman atas aksi Ben Gvir.

Turki misalnya, menyatakan kunjungan dia melanggar hukum internasional. Sementara itu, Arab Saudi, Yordania, dan Bahrain, menilai aksi Ben Gvir memicu provokasi umat Muslim.

Kompleks Masjid Al Aqsa dianggap suci bagi Umat Muslim, Yahudi, dan Kristen. Kompleks ini berisi Masjid Al Aqsa, Dome of the Rock (kubah batu), dan tembok ratapan. Namun, situs suci tersebut kerap menjadi titik konflik warga Palestina dan Israel.

Sumber : www.cnnindonesia.com

share on: