YERUSALEM – Pasukan pendudukan Israel menahan Direktur Masjid Al-Aqsa, Sheikh Omar Al-Kiswani, menurut laporan kantor berita Wafa pada Senin (19/9/2022).
Menurut saksi lokal, tentara Israel menggerebek rumahnya, yang berbasis di lingkungan Al-Tur di Yerusalem Timur, sebelum membawanya ke tahanan.
Tentara Israel menyita komputer dan sejumlah dokumen selama penggerebekan, tanpa menyebutkan alasan penangkapannya.
Penangkapan itu terjadi setelah Kiswani mengutuk otoritas Israel usai penyerangan kompleks Masjid Al-Aqsa oleh pemukim Yahudi ekstremis Israel, bulan lalu, melalui Gerbang Singa.
“Serangan dari Gerbang Singa itu tindakan serius yang melanggar status quo di tempat suci dan perjanjian yang ditandatangani antara Israel dan Yordania mengenai urusan Masjid Al-Aqsa,” ungkap dia.
“Kami tidak menerima penggerebekan, baik dari Bab Al-Asbat, atau Bab Al-Magharba. Apa yang terjadi adalah upaya membuat marah jalanan Yerusalem, dan kami tidak melihatnya dengan itikad baik,” ujar dia.
Kiswani ditahan selama beberapa jam sebelum dibebaskan tadi malam.
Masjid Al-Aqsa adalah situs tersuci ketiga di dunia bagi umat Islam. Sejak 2003, otoritas pendudukan Israel telah mengizinkan pemukim Yahudi menyerang kompleks itu hampir setiap hari, kecuali pada hari Jumat.
Departemen Wakaf Islam yang dikelola Yordania, yang bertanggung jawab atas situs suci, telah berulang kali menggambarkan kehadiran pemukim Yahudi di Masjid Al-Aqsa sebagai aksi provokatif.
Mereka mengatakan jamaah Palestina dan penjaga di Masjid Al-Aqsa merasa tidak nyaman dengan kehadiran polisi Israel dan pemukim Yahudi yang mengunjungi situs suci Islam.
Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat Palestina menganggap pemerintah Israel bertanggung jawab penuh atas konsekuensi agresinya terhadap Yerusalem dan tempat-tempat suci Islam dan Kristen, khususnya Masjid Al-Aqsa.
Sumber : aa.com